Segala puji bagi Allah atas segala limpahan karunianya, tak ada yang lebih patut disyukuri selain nikmat hidup, iman, sehat dan kesejahteraan yang Ia berikan.
Salam persaudaraan untuk seluruh manusia dan alam indonesia maupun seluruh manusia didunia.
Maraknya bencana dan tragedi kemanusiaan di Indonesia terutama, perlu kiranya kita renungkan…desain apakah yang sedang Allah siapkan..?
Kalau boleh digolongkan, setiap peristiwa atau kejadian (dalam persepsi kita, ada dua yaitu menyenangkan “Nikmat” dan tidak menyenangkan/menyakitkan “Bencana”).
Keduanya silih berganti dalam siklus kehidupan manusia, perangkat persepsi yang sebagian besar adalah panca indra lebih mengutamakan pada rasa (perasaan) yang sedang dialami atau diterima. Menjadi penting untuk direnungkan ketika kita mencoba menyelam pada tingkatan “apa hakekat sebenarnya” dari setiap kejadian/peristiwa yang kita alami dalam hidup.
– Menjernihkan Persepsi
Ada kisah hikmah yang mungkin bisa kita pelajari, apa yang pernah terjadi dan dialami oleh para Rasul dan Nabi. Misalnya; Nabi Ibrahim as, memperoleh hikmah yang luar biasa ketika beliau ditangkap dan dibakar oleh Raja Namrud, adalah perasaan yang sangat dekat dengan sang khaliq (ALLAH) hingga api yang sangat panaspun tak mampu menyentuh ujung kulit dan membakarnya, tak ada rasa panas, yang ada hanya rasa nyaman ketika berada di dalam api. Pun dialami oleh seluruh para Nabi dan Rasul, bahwa kenikmatan tertinggi adalah ketika manusia bisa merasa sangat dekat dengan sang penciptanya dalam keadaan apapun.
Nikmat dan bencana sebenarnya ukuran bagi siapapun sejauh mana ia bisa mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Tuhannya. Ketika seluruh kenikmatan/kebaikan Allah berikan, akan menjadi bencana dan kerugian yang besar bagi siapapun yang tak mampu mensyukurinya. Sebaliknya penderitaan atau bencana akan melahirkan hikmah dan kenikmatan tiada tara ketika manusia mampu sabar, khusnuddlon dan senantiasa bersyukur kepada Allah.
– Peringatan; hukuman; ataukah ujian
Petuah jawa mengatakan “urip iku kudu eleng lan waspodo (hidup itu harus selalu ingat dan waspada)”. Bahwasanya dari setiap kejadian / peristiwa dalam hidup mengandung salah satu, dua atau tiga hal diatas sekaligus.
Menjadi peringatan misalnya; supaya kita tidak melakukan kesalahan yang lebih besar, atau hukuman supaya kita bertobat terhadap perbuatan2 dosa yang kita lakukan, bahkan sebagai ujian dalam peningkatan kualitas pemahaman maupun perbuatan kita dalam hidup.
silaturahmi n dapat renungan dr sahabat … hatur tararengkyu 🙂
met pagi pak kopral…
alhamdulillah…sama2 pak, terimakasih kunjungannya…